Mataram – Pemilihan Kepala Daerah NTB mulai memanas, pasalnya banyak partisipan atau pendukung dari bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang sedang mempromosikan jagoannya dengan berbagai tagline, tidak hanya itu, bahkan ada partisipan yang menganggap bahwa lawannya tidak bisa mendapat rekomendasi dari partai.
Dian sandi Utama, salah satu partisipan atau pendukung bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur dari pasangan Bang-Abah ikut bersuara terkait hal itu.
Pria kelahiran loteng yang biasa dipanggil dengan sebutan DSU menjelaskan terkait dengan narasi pasangan bakal calon Bang-Abah yang tidak mendapat rekomendasi partai.
“Sebenarnya agak malas juga tanggapi soal partai ini tapi kami harus menghalangi keinginan lawan politik untuk membentuk satu persepsi publik bahwa Bang-Abah tidak akan bisa maju, makanya kami harus berikan penjelasan”, ungkapnya.
Ia menambahkan, Pertama ; Teman-teman ini mulai terbalik cara berfikirnya, sebenarnya yang bisa diragukan untuk tidak dapat partai itu adalah calon yang berasal dari non-kader atau bukan pengurus partai politik. Kalau pengurus partai itu sudah pasti dapat partai, setidaknya partai sendiri dulu sebagai pondasinya lalu biasanya kursi tambahan dari calon wakil dan tentu dari partai-partai lain yang selanjutnya bergabung setelah deklarasi pasangan.
Kedua; Mereka bergabung itu ada hitung-hitungannya seperti adanya kesamaan nilai-nilai perjuangan dan adanya peluang menang besar yang mereka lihat dari hasil survei.
Jadi bukan soal mahar, kalaupun ada permintaan dari partai sejumlah dana, itu adalah anggaran perjuangan nantinya karena mereka juga akan ikut aktif kampanyekan calon, butuh biaya menggerakkan roda organisasi untuk memenangkan paslon. Jadi tolong teman-teman jangan mengatakan bergabung parpol karena persoalan mahar, lanjutnya.
Dengan percaya diri, DSU mengungkapkan bahwa Bang-Abah sendiri sudah selesai urusan partai pengusung (13 kursi) sejak beberapa waktu yang lalu tapi kita tidak mau ribut-ribut, itu karena kita menghormati mekanisme internal yang ada di masing-masing partai. Deklarasinya Zul-Uhel dimana Suhaili FT adalah kader internal Golkar dan menjabat Ketua Harian TKD Prabowo-Gibran, malah berpotensi menjadikan paslon ini diusung koalisi gemuk nantinya.
DSU mengingatkan “jangan terlalu jauh-lah kita mau membaca alam fikiran elit-elit Jakarta, baik itu soal KIM dll. Hari ini semua masih dinamis, kalaupun kita mau coba analisa dan ikut skema komposisi partai pada Pilpres, masih relate dengan perolehan kursi partai politik di NTB, itu saja tetap masih bisa 3 Paslon”, tutupnya.